Xperia, Smartphone Yang Memberi Saya Pengalaman Menyenangkan Pakai Android

Mendengar bahwa Sony hendak melepas divisi mobile-nya, membuat saya merasa sedih. Sedih, karena mungkin di setahun atau dua tahun lagi, tidak akan saya rasakan pengalaman menggunakan smartphone senyaman saat bersama Xperia. Jika tertarik, silahkan baca Inilah Alasan Mengapa Penjualan Xperia Terus Menurun, Versi dee-nesia.

Sejak pertama punya uang untuk beli HP – belum smartphone – saya sudah kepincut dengan Sony yang waktu itu masih gabung dengan Ericsson. HP pertama yang saya beli waktu itu adalah Sony Ericsson T100. HP mungil yang sudah pakai fitur EMS waktu yang lain hanya mengandalkan suara polifonik. Bentuk yang kompak, mungil, bersih, dan ‘kotak’ itu menyingkirkan pilihan lain dari Nokia dan Siemens yang menurut saya terlalu membulat perempuan. Dan saya memakainya sampai kemudian upgrade ke J210 yang menawarkan layar berwarna.

Tidak lama, kepincut dengan K310, kemudian naik lagi ke K510. Ketika ada tabungan sedikit, naik lagi ke G502 yang sampai sekarang masih dipakai istri saya sebagai HP cadangan.Xperia UISony Xperia Ray adalah smartphone Android pertama yang saya pakai. Ketika kemudian tertarik dengan Xperia M dual karena kebutuhan untuk menggunakan dua kartu bersamaan, Ray masih tetap saya gunakan demi kameranya yang luar biasa.

Dan tidak ada satupun dari mereka yang saya jual. Tidak ada. Bukan tidak butuh uang, tapi rasanya sayang kalau dijual. Kebanyakan tetap saya pakai sampai benar-benar mati-rusak-tidak bisa digunakan (satu karena saya banting, haha….) atau saya pindah pakaikan ke saudara atau teman yang kebetulan butuh alat komunikasi dengan embel-embel pesan “Silahkan pakai ini saja, gak usah bayar, pakai sampai rusak. Jangan pernah dijual.” Dan untunglah, mereka bisa memahami saya dan Xperia, sehingga tidak ada yang berani jual. Paham kalau saya bisa marah besar karena ini, hihi….

Saya tidak fanatik dengan Sony. Dan cukup fair kalau saya mengatakan Xperia itu bukan Android yang sempurna. Beberapa merk lain ada yang spesifikasi hardware-nya sepadan atau sedikit lebih baik dengan harga yang dibawah Xperia. Disela-sela Xperia yang saya beli tadi, sempat juga memakai Lenovo, LG, dan Asus Zenfone. Dan rata-rata saya cuman mampu bertahan dibawah dua minggu. Bukan karena mereka jelek. Tapi karena saya tidak mendapatkan kenyamanan ketika menggunakan mereka sebagai gadget harian.

Kalau mau agak detail, silahkan baca Inilah Alasan Saya Tetap Memilih Xperia.

tertarik dengan teknologi, gadget, internet, astronomi, anthropologi, sedikit politik, pendidikan, dan bisnis online

You May Also Like

1 Comment

  1. Memang sangat disayangkan yah Sony hengkang dari indonesia juga.

    Btw, waktu agan pake SE T100, waktu itu saya pake ericson yang gede banget. Saya lupa serinya. ciri2nya antenanya gede tapi gak bisa di tarik ulur kaya motorola trac yah. layarnya cuma segede kalkulator lah. ya ga kecil2 amat sih.

    Sempet liat temen pake sony ericsonyang T100 itu dan saya pun kepincut. tapi kantong cuma bisa buat beli hape nokia 3310 batangan. Hehehe

    tak lama kemudian, sony ericson ngeluarin yang pake kamera cybershot yg resolusinya cum beberapa MegaPixel (kalau gak salah sih 5Mp kayanya).

    Dan sekarang, saya udah 2 tahun pakai Sony Xperia XA.

    Saya setuju dengan agan kalau xperia UI itu lebih nyaman dan navigasinya tidak membingungkan.

    Cuman sayangnya kadang sony dengan harga yang tinggi kasih spec yang dengan harga yang tidak begitu jauh beda ada hape yang specnya jauh diatasnya.

    Hmmm. Contohnya, pada saat awal keluarnya Xperia XA itu ada merk lain yang sudah pake fingerscan dan fitur2 lain.

    Salam kenal ….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.