Penasaran dengan Negeri Tirai Bambu Kecil di Rembang, Mari Wisata Kesini!

Tahun baru Imlek memiliki makna yang baik dalam hal keuangan dan investasi dalam mengatur kondisi finansial bagi kaum Thionghoa. Yang biasanya diartikan kurang baik adalah jika kebetulan perayaan Imlek jatuh pada hari Rabu, yang diartikan angka empat yang melambangkan kematian.

Di hari perayaan Imlek itu para penganut agama Khonghucu berbondong-bondong untuk beribadah ke kelenteng yang berada di lingkungannya. Namun, ada juga yang berwisata rohani jauh untuk mengungjungi kelenteng-kelenteng tertua yang ada di Indonesia. Para penyedia layanan travel memanfaatkan hari raya Imlek ini untuk menyediakan paket tour wisata murah bertema wisata rohani.

Salah satu tempat tujuan wisata rohani yang cukup dikenal di kalangan Thionghoa adalah kota Lasem. Salah satu daya tariknya adalah adanya pergelaran ibadat perayaan tahun baru Imlek.

Bangunan kuno di kampung Pecinan Karangturi Lasem
Bangunan kuno di kampung Pecinan Karangturi Lasem. Gambar: Gilang Surya S.

Lasem berada di Kabupaten Rembang. Kota kecil dijuluki sebagai “Negeri Tirai Bambu Kecil”. Lasem juga dikenal sebagai tempat pertama penyebaran kepercayaan masyarakat Tiongkok di pulau Jawa. Anda bisa menemukan banyak bangunan tua yang dimanfaatkan sebagai tempat sembahyang masyarakat.

Supaya mudah, anda bisa mencari informasi paket tour murah sebagai acuan wisata dan sekaligus mencari guide yang bisa memandu anda berwisata dan menjelaskan apa saja yang ada di situs sejarah dan juga kelenteng di Lasem.

Kelenteng tertua di Lasem bernama ‘Cu An Kiong.’ Warga Lasem lebih mengenalnya dengan sebutan ‘Klenteng Dasun’. Klenteng ini memiliki ukiran emas yang usia telah mencapai 605 tahun yang dibangun menggunakan kayu kelengkeng. Dan semua ukirannya berlapis bubuk emas murni. Yang juga unik dari Cu An Kiong adalah adanya patung singa yang berada di depan kelenteng. Ternyata patung singa tersebut bukanlah patung singa ‘Ciok Say’ singa Kilin, melainkan singa seperti pada simbol kerajaan Belanda.

Klenteng Cu An Kiong
Klenteng Cu An Kiong. Foto: Jejak Bocah Hilang

Jika anda berkunjung ke Lasem, jangan lewatkan untuk menyinggahi Rumah Oei. Rumah ini dipersiapkan untuk menjadi museum sebagai pusat seni, budaya dan kuliner untuk wisata keluarga. Rumah Oei sendiri telah memiliki usia 200-an tahun. Bangunannya nampak kokoh, kayu-kayu asli pun tak diubah, merupakan bangunan sederhana khas China abad 17-18an.

Mengunjungi Lasem tidak akan lengkap sebelum anda mencoba membatik sendiri. Banyak paket tour wisata murah yang bisa mengakomodasi rasa penasaran anda untuk mencoba pengalaman membatik sendiri di Lasem.

Batik Lasem memiliki ciri khas khusus yang berbeda dengan batik dari daerah lain. Pada umumnya, batik Lasem menggunakan motif naga, motif klasik dan motif naga modern. Yang sepertinya adalah hasil proses akulturasi kebudayaan Jawa dan Tiongkok. Anda juga bisa melihat warna bang-bangan, kelengan, bang-biru, dan bang-ijo yang sangat identik dengan warna-warna Tiongkok. Batik Lasem tidak menggunakan warna sogan.

Batik Lasem Klasik
Batik Lasem Klasik
Batik Lasem Modern Motif Naga
Batik Lasem Modern Motif Naga. Foto: http://batikdan.blogspot.com/2015/03/batik-lasem.html

Batik Lasem juga terkenal akan warna merahnya yang menyerupai warna merah darah. Warna ini sangat khas Lasem, sulit menemukan padanannya pada batik dari wilayah lain. Warna merah khas Lasem (abang getih pithik) dihasilkan dari pewarna alam yang berasal dari akar pohon mengkudu (pace).

Paket tour wisata murah ini paling banyak diminati etnis Tionghoa yang bermukim di Indonesia. Selain untuk pariwisata, Lasem juga bisa dijadikan acuan untuk melakukan riset studi tentang kebudayaan Tionghoa, utamanya jika penelitian anda fokus pada bagaimana sejarah Tionghoa di Indonesia bermula. Untuk bisa masuk mengunjungi kelenteng, anda akan membutuhkan ijin dari penjaga. Tiket masuknya tidak mahal. Hanya rentang harganya yang lumayan jauh, berkisar antara Rp. 20.000 sampai Rp. 150.000,-

Jangan lupa untuk menjaga kebersihan tempat wisata disana dengan tidak membuang sampah sembarangan dengan tetap membawa sendiri sampah anda jika belum menemukan tong sampah, upayakan juga untuk menjaga ketenangan dalam proses beribadah supaya khusyuk dan tegur sapa dengan penduduk sekitar.

tertarik dengan teknologi, gadget, internet, astronomi, anthropologi, sedikit politik, pendidikan, dan bisnis online

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.