After Earth Film Gagal Will Smith?

After Earth: film gagal? Setelah nonton The Pursuit of Happiness (2006) yang merupakan film pertama Will Smith dan puteranya Jaden Smith, harapan orang dengan film ini tentu agak lebih tinggi, kalau tidak disebut ketinggian. Sinopsis After Earth sendiri memang sepertinya tidak menjanjikan cerita yang sebagus The Pursuit of Happiness.

Namun, jujur, saya agak miris membaca tanggapan orang-orang di rottentomatoes.com. Segagal apa sih After Earth ini?

Ide cerita dasar dari After Earth ini datang dari Will Smith, yang kemudian M. Night Shyamalan bersama dengan Gary Whitta menuliskan scriptnya. Ceritanya sendiri terinspirasi dari sebuah acara TV I Shouldn’t Be Alive, yang bercerita tentang seorang bapak dan anaknya yang terlibat dalam kecelakaan mobil di suatu tampat yang jauh di pedalaman.

Sang anak harus meninggalkan bapaknya untuk mencari bantuan.

Nah, Will Smith mengubah seting waktunya menjadi 1000 tahun di masa depan. Film After Earth ini rencananya adalah film pertama dari sebuah trilogi. Sinopsis pendeknya begini:

After Earth Film Gagal Will Smith

bapak dan anak mendarat darurat di Bumi 1000 tahun setelah Bumi ditinggalkan manusia. baca sinopsis lengkap After Earth.

Begitu saja ceritanya? Iya. Intinya hanya seperti itu. Jadi dalam film yang durasinya 100 menit itu, isinya tentang bagaimana si anak berusaha menyelamatkan mereka berdua. Dan bagaimana dia berusaha lepas dari pengaruh bapaknya yang legendaris. Melepaskan diri secara psikologis dari ketenaran dan legenda bapaknya.

Itu susahnya punya bapak orang terkenal ya…, hehe….

Sebenarnya itu cerita yang bagus, paling tidak bagi saya.

Dari sisi efek visual juga bagus. Terus apanya donk yang membuat orang-orang tidak suka dengan After Earth dan menganggapnya sebagai film yang tidak layak tonton?

Ini bukan pendapat saya loh. Saya cuman berusaha menangkap apa yang disampaikan para kritikus film di Rotten Tomatoes saja.

Pertama, sutradaranya. M. Night Shyamalan, dikenal sebagai sutradara yang film-filmnya mengekspos misteri, mengaduk-aduk rasa takut penonton, dan menyeramkan. Masih ingat Signs (Mel Gibson, 2002), The Sixth Sense (Bruce Willis, 1999), The Village (2004).

Hanya The Sixth Sense yang mendapat kritik positif, lainnya? Hancur.

Kedua, penceritaannya.

After Earth menjadi tidak lebih dari plot video game yang mengetengahkan aksi kejar-kejaran di hutan. Mereka berpendapat, seharusnya cerita ini bisa dikembangkan lebih dalam sehingga karakter General Cypher Raige (Will Smith) dan Kitai Raige (Jaden Smith) lebih dibangun.

Dari pada membangun ketegangan dari aksi seperti itu yang membuat penonton tidak lagi merasa ada sesuatu yang ‘lebih’. Bagi yang sudah nonton The Pursuit of Happiness pasti tahu maksud saya.

Ketiga, dialog dan narasinya. Bertele-tele, sok menggurui, terlihat banget bagaimana biasanya orang tua berbicara dengan anaknya. Sepertinya si Will Smith ini berusaha meyakinkan dunia bahwa anaknya sudah siap menggantikan perannya memerani peran-peran super-hero.

Itu kesimpulan saya dari membaca kritik atas After Earth.

Bagi saya, yang saya jadikan patokan untuk menilai film itu bagus atau tidak, adalah dari waktu rilisnya. After Earth dirilis di musim panas.

Biasanya film yang dirilis di musim panas itu film-film yang mengandalkan efek, bergerak cepat (bukan plot-nya loh, tapi scenes-nya), cerita itu nomor dua, aksi yang pertama.

Maka, jujur saja, saya tidak berharap banyak akan puas dengan After Earth. Tidak percaya? Lihat dulu video trailer After Earth berikut ini:

Bagaimana dengan anda?

tertarik dengan teknologi, gadget, internet, astronomi, anthropologi, sedikit politik, pendidikan, dan bisnis online

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.